logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPopok Sekali Pakai, dari...
Iklan

Popok Sekali Pakai, dari Limbah Menjadi Berkah

Di Banyuwangi, perang terhadap limbah popok sekali pakai mulai tumbuh dengan mengubahnya menjadi aneka kerajinan. Meski banyak yang kurang setuju karena limbah popok dianggap berbahaya, pegiat tetap bersemangat.

Oleh
ANGGER PUTRANTO
Β· 1 menit baca

Riset Bank Dunia 2017 menyebutkan, popok sekali pakai menyumbang sampah terbanyak kedua setelah sampah organik. Mitos di masyarakat turut mendorong sebagian besar sampah popok sekali pakai dibuang ke sungai. Langkah inovatif muncul di Banyuwangi, Jawa Timur, yakni popok sekali pakai dibuat aneka kerajinan.

https://cdn-assetd.kompas.id/6RNW2cTsgaPFfjQAfROnqXwfwKM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Fda36dbb8-a45b-4048-84ee-bf58b81a889d_jpg.jpg
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Penggagas program Popokku Berkah, Choirul Anwar (kanan), mengecat pot hasil pengolahan dari limbah popok sekali pakai di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020). Di tangan Anwar, popok sekali pakai diolah untuk dijadikan aneka kerajinan tangan.

Genderang perang terhadap limbah diaper atau popok sekali pakai ditabuh oleh Choirul Anwar (40). Berawal dari keprihatinannya melihat banyaknya sampah diaper di tumpukan sampah di pesisir pantai di Kecamatan Muncar dan sejumlah sungai di Banyuwangi, ia mencari solusi untuk menekan banyaknya sampah diaper.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan