logo Kompas.id
โ€บ
Nusantaraโ€บTulude di Rantau, Menolak Bala...
Iklan

Tulude di Rantau, Menolak Bala bagi Manado

Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Kendati begitu, orang Sangihe dari Nusa Utara tak akan tercerabut dari akarnya. Upacara adat Tulude selalu digelar demi menolak bala di tanah rantau.

Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/W8NRPFlELK6cco0itOH-_ewTcRc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FPerayaan-Tulude_87317422_1581784103.jpg
KOMPAS/KRISTIAN OKA PRASETYADI (OKA) 05-02-2020

Tetua suku Sangihe berpakaian adat laku tepu dan penutup kepala paporong serta penari gunde mengiringi arak-arakan kue tamo dalam perayaan Tulude di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (5/2/2020). Warga keturunan Nusa Utara merayakan Tulude sebagai ucapan syukur atas tahun yang telah lampau sekaligus menolak bala.

Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Kendati begitu, orang Sangihe dari Nusa Utara tak akan tercerabut dari akarnya. Upacara adat Tulude selalu digelar demi menolak bala di tanah rantau. Pun segenap kebijaksanaan akan mereka mohonkan dari Yang Kuasa bagi pemimpin mereka meski ia bukan orang Sangihe.

Sepertinya I Ghenggona Langi, tuhan semesta alam dalam bahasa Sangihe, telah berkehendak. Langit Manado, Sulawesi Utara, sejak Rabu (5/2/2020) pagi, cerah. Padahal, dua hari sebelumnya, seluruh kota diliputi awan gelap dan hujan turun sepanjang hari.

Editor:
Bagikan