logo Kompas.id
NusantaraRona Gajah Mada di Jantung...
Iklan

Rona Gajah Mada di Jantung Bali

Len tonden ke Gajah Mada, artine tonden ke Denpasar… Kalau belum singgah ke Gajah Mada, artinya belum ke Denpasar…

Oleh
Ayu Sulistyowati
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RJB1QVsG2YZW6QjrLtDmUCcBc8E=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200214_ENGLISH-GELIAT-KOTA_B_web_1581683749.jpg
KOMPAS/AYU SULISTYOWATI

Salah satu lorong Gang Beji, di Jalan Gajah Mada, Kota Denpasar, Bali, Jumat (10/1/2020) sore, yang menjadi kawasan heritage sejak 2008. Jalan itu merupakan bagian kota tua yang diapit gedung pertokoan dari zaman kolonial dan dipertahankan pemerintah kota setempat sebagai unggulan destinasi.

Kawasan kota tua di Jalan Gajah Mada, Denpasar, Bali, terus bersolek. Kawasan di titik Nol Kilometer itu menjanjikan cerita sejarah Denpasar sebagai ”The Heart of Bali”, jantungnya ”Pulau Dewata”.

Berjalan kaki di kawasan Gajah Mada bisa menjadi pilihan tepat untuk memanjakan mata. Pelancong bisa sepuasnya menikmati bangunan tua yang masih kokoh. Beragam barang ditawarkan toko-toko. Yang tidak kalah menarik, sensasi menyesap nikmat kopi legendaris Bali. Jalan Gajah Mada memiliki panjang kurang dari 1 kilometer, berakhir di Nol Kilometer, persis di Catur Pata atau Patung Catur Muka. Ruas jalan dengan pavling blok dan lorong-lorong gang itu menyimpan memori sejarah, mulai dari jalan kolonial hingga masa kini.

Editor:
Bagikan