logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPenyintas Mencoba Bertahan...
Iklan

Penyintas Mencoba Bertahan Hidup, di Tengah Jerat Kemiskinan

Alat dan fasilitas pendukung yang tidak memadai ditambah persoalan pendataan warga miskin yang belum optimal membuat Dion tidak mampu tertangani maksimal. Meski mengalami komplikasi penyakit.

Oleh
Saiful Rijal Yunus
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XV--PA8CsVH5mQ61VIelZAsYjUA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FDion-Saputra-Mengalami-Leukimia-Stadium-Akhir_87155176_1581261536.jpg
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Lisdayanti (26) merawat Dion Saputra (4), anaknya yang menderita leukimia stadium IV, tumor, dan pembengkakan pada limpa, di kediamannya di Desa Lamomea, Konda, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (5/2/2020). Penanganan yang tak optimal membuat sakit Dion kian parah.

Perut membesar. Tulang-tulang menonjol di balik kulit yang kendur. Dion Saputra, anak balita yang sebentar lagi berulang tahun keempat, berbaring di pangkuan Lisdayanti (26), ibunya. Kanker darah, tumor, dan pembesaran limpa merenggut bahagianya. Keluarganya berjuang keras untuk kesembuhan Dion, di tengah jerat kemiskinan.

Helaan napas pendek-pendek terdengar dari mulut Dion, Rabu (5/2/2020). Matanya tampak setengah terbuka. ”Sejak sakit napasnya lewat mulut. Kalau tidur harus pakai kipas. Mungkin dia merasa panas badannya, padahal cuaca masih dingin,” kata Lisdayanti. Perlahan, Lisdayanti mengangkat tubuh Dion. Tulang belakang menonjol keluar sekitar 2 sentimeter. Tulang ekor lebih keluar lagi.

Editor:
Bagikan