logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPengawasan Ternak dan Produk...
Iklan

Pengawasan Ternak dan Produk Olahan Babi Ditingkatkan di NTT

Pengawasan peredaran ternak babi dan produk olahan babi di NTT, terutama di perbatasan RI-Timor Leste diperketat setelah virus demam babi afrika meluas di Timor Leste. Hingga saat ini belum ditemukan ASF di NTT.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wRjKkCHZDmgNAdK2KuZIwwE5Jrw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fd039c241-1778-4cd1-a511-973cdb52665f_jpg.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Dua ekor ternak babi indukan, jantan dan betina milik Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Fernandes. Dua pasang ternak babi ini sudah menghasilkan 20-an anak babi, sebagian telah dijual ke pengelola se\'i di Kupang.

KUPANG, KOMPAS- Pengawasan peredaran ternak babi dan produk olahan babi di Nusa Tenggara Timur, terutama di perbatasan RI-Timor Leste diperketat setelah virus demam babi afrika meluas di Timor Leste. Hingga saat ini  demam babi afrika belum ditemukan di Nusa Tenggara Timur.

Kepala Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur (NTT) Danny Suhadi di Kupang, Senin (20/1/2020) mengatakan, seluruh wilayah NTT masih dinyatakan aman, meskipun virus demam babi afrika atau african swine fever (ASF) ditemukan di Negara Timor Leste (TL) September 2019. Timor Leste mendapatkan virus itu dari produk-produk makanan asal China yang dijual di sejumlah pusat perbelanjaan di Dili.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan