logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊUpah Kecil Hambat Regenerasi...
Iklan

Upah Kecil Hambat Regenerasi Pekerja Kok Kota Tegal

Perkembangan industri shuttlecock atau kok di Kota Tegal, Jawa Tengah, terkendala regenerasi tenaga kerja terampil. Perlunya ketelatenan tinggi dalam proses produksi serta minimnya upah kerja diduga menjadi penyebabnya.

Oleh
KRISTI UTAMI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PtgG04puWXq6FFkhSnReiYE25mg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FDSC03522_1574572877.jpg
KOMPAS/KRISTI UTAMI

Pekerja sedang membuat kok di Kelurahan Debong Lor, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jateng, Sabtu (23/11/2019). Kelurahan Debong Lor merupakan salah satu daerah yang sebagaian besar warganya bekerja di industri kok.

TEGAL, KOMPAS -- Perkembangan industri shuttlecock atau kok di Kota Tegal, Jawa Tengah, terkendala regenerasi tenaga kerja terampil. Perlu ketelatenan tinggi dalam proses produksi serta minimnya upah kerja diduga menjadi penyebabnya.

Dalam beberapa tahun belakangan, industri kok sebenarnya menunjukkan perkembangan pesat. Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Tegal mencatat rata-rata kapasitas produksi kok di Kota Tegal, 3.414 kok per hari di tahun 2013. Pada tahun 2019, jumlahnya naik menjadi 18.762 kok per hari.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan