logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPenambangan Pasir Selat Sunda ...
Iklan

Penambangan Pasir Selat Sunda Dikhawatirkan Rusak Ekosistem

Warga Desa Tejang, Pulau Sebesi, Lampung Selatan, menolak rencana penambangan pasir di Selat Sunda, tepatnya di sekitar perairan Gunung Anak Krakatau. Mereka khawatir penambangan akan merusak ekosistem kawasan itu.

Oleh
VINA OKTAVIA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wMOkt5O_FJmYstGEC-XdV40MnYI=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FEBF6462E-6058-436C-8EA8-E64CFE091F4D_1548939955-e1548951279585-1.jpeg
KOMPAS/AHMAD ARIF

Gunung Anak Krakatau pada Kamis (31/2/2019) pagi tenang setelah pada 22 Desember 2018 lalu memicu tsunami. Namun hingga saat ini gunung ini masih berstatus Siaga dan masyarakat belum boleh mendekat hingga jarak 5 km. Penambangan pasir laut di perairan dekat gunung itu ditolak warga.

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Warga Desa Tejang, Pulau Sebesi, Lampung Selatan, menolak rencana penambangan pasir di Selat Sunda, tepatnya di sekitar perairan Gunung Anak Krakatau. Mereka mendesak pemerintah membatalkan izin penambangan itu karena dikhawatirkan merusak ekosistem.

Keinginan itu disampaikan sejumlah warga saat mendatangi kantor DPRD Provinsi Lampung, Selasa (10/9/2019), di Bandar Lampung. β€œKami menyatakan menolak rencana penambangan pasir laut di sekitar Pulau Sebesi dan Krakatau,” ujar Taufik, juru bicara warga.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan