logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊInvestasi Budaya, Norma, dan...
Iklan

Investasi Budaya, Norma, dan Ekonomi dalam Pelestarian Silek

Konservasi silek, silat tradisional Minang, sebagai salah satu produk kebudayaan di Sumatera Barat dinilai sebagai investasi menjanjikan bagi masyarakat di masa depan. Selain pelestarian budaya dan penguatan pendidikan karakter, pertunjukan silek dapat menopang perekonomian masyarakat.

Oleh
YOLA SASTRA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4k0FwEacVjeURw2Ar3m3AFKerTY=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FDSC07794_1567318093.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Tuo-tuo silek berlaga dalam acara penutupan Silek Arts Festival di Pasar Rabaa, Koto Kaciak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (31/8/2019) malam.

AGAM, KOMPAS β€” Konservasi silek, silat tradisional Minang, sebagai salah satu produk kebudayaan di Sumatera Barat dinilai sebagai investasi menjanjikan bagi masyarakat di masa depan. Selain pelestarian budaya dan penguatan pendidikan karakter, pertunjukan silek dapat menopang perekonomian masyarakat.

Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan di Agam, Sumbar, Sabtu (31/8/2019) malam, mengatakan, kebudayaan bisa menjadi investasi jika mendapatkan perhatian pemerintah daerah. Namun, kecenderungan kepala daerah di Indonesia justru menganggap kebudayaan sebagai beban.

Editor:
Gregorius Magnus Finesso
Bagikan