Geliat Warga Banyumas Kelola Sampah
Jemari Sri Kusuma Siswanti (60) lincah menggunting plastik bekas bungkus kopi instan. Guntingan plastik berbentuk persegi panjang kecil-kecil tampak berkilat jatuh di atas meja.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2Ffc3d518b-9c0e-476b-bf81-1df223c0315a_jpg.jpg){kind=logo}
Suasana Bank Sampah di Desa Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (6/8/2019). Bank sampah ini membeli ecobrick dari warga dengan harga Rp 800-Rp 1.000 per buah.
Jemari Sri Kusuma Siswanti (60) lincah menggunting plastik bekas bungkus kopi instan. Guntingan plastik berbentuk persegi panjang kecil-kecil tampak berkilat jatuh di atas meja. Setelah cukup menumpuk, Sri menjumputnya lalu memasukkan plastik itu ke dalam botol bekas air mineral. Dengan menggunakan sebatang kayu dari ranting pohon, Sri memadatkan plastik dalam botol itu untuk dijadikan ecobrick.
”Plastik-plastik ini saya dapat dari warung kopi di perempatan jalan sana. Tiga hari sekali saya ambil dan bisa untuk membuat 1 ecobrick,” ujar Sri di rumahnya di RT 001 RW 003, Desa Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (6/8/2019).