Gempa Lombok
Stok Obat-obatan Mencukupi
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2F20180826_ENGLISH-GEMPA_A_web.jpg)
Bayi perempuan berusia 16 bulan, Baiq Adiba Shaqeena, tergolek lemas dalam pelukan sang ibu, Siti Aisyah, akibat terjangkit diare, di dalam tenda kesehatan Puskesmas Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (26/8/2018). Selang tiga pekan usai gempa berkekuatan Magnitudo 7,0 mengguncang Lombok, banyak warga di pengungsian yang terjangkit diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat buruknya sanitasi dan tinggal di bawah tenda yang tidak layak.
JAKARTA, KOMPAS – Stok obatan-obatan untuk korban gempa di Lombok disediakan untuk kebutuhan selama 18 bulan. Puskesmas dan rumah sakit di Lombok diminta segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah jika kekurangan stok obat-obatan atau pun alat kesehatan. Koordinasi yang cepat diperlukan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan kesehatan pengungsi korban gempa di Lombok.
Saat ini, sistem pengawasan kebutuhan obat dan alat kesehatan nasional berbasis daring. Dalam kasus gempa Lombok, Yuri mengatakan, jika stok obat di puskesmas menipis harus dikoordinasikan secepat mungkin ke dinas kesehatan (Dinkes) kabupaten/kota.