logo Kompas.id
β€Ί
Mudaβ€ΊKenapa Gen Z Perlu Melawan...
Iklan

Kenapa Gen Z Perlu Melawan Stigma?

Fokus gen Z pada kesehatan mental tidak membuat mereka lebih rapuh daripada generasi lain. Ini salah satu perlawanan.

Oleh
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Β· 1 menit baca
Pengunjung yang rata-rata anak muda memadati sebuah kedai kopi saat sore hari di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, Senin (22/1/2024). Kedai-kedai kopi jadi tempat nongkrong, bahkan ruang publik generasi muda di Tanah Air. Kaum milenial menjadi penggerak gelombang ke-4 industri kopi yang mampu bersaing dengan gerai internasional. Badan Pusat Statistik melaporkan, populasi gen Z mencapai 74,93 juta jiwa pada 2020 atau 27,9 persen komposisi penduduk sekaligus menjadi kelompok terbesar di Indonesia.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Pengunjung yang rata-rata anak muda memadati sebuah kedai kopi saat sore hari di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, Senin (22/1/2024). Kedai-kedai kopi jadi tempat nongkrong, bahkan ruang publik generasi muda di Tanah Air. Kaum milenial menjadi penggerak gelombang ke-4 industri kopi yang mampu bersaing dengan gerai internasional. Badan Pusat Statistik melaporkan, populasi gen Z mencapai 74,93 juta jiwa pada 2020 atau 27,9 persen komposisi penduduk sekaligus menjadi kelompok terbesar di Indonesia.

Generasi Z kerap disebut lemah, fokus healing dan dianggap rapuh, meskipun sebenarnya kesehatan mental bukan sekadar keluhan. Stereotipe memanglah merugikan, tapi dengan aksi nyata, gen Z siap melawan.

Generasi Z sering kali menjadi subyek perdebatan hangat di tengah derasnya arus perubahan zaman. Masyarakat, terutama generasi sebelumnya, kerap kali memandang gen Z dengan sorotan kritis. Mereka melabeli generasi muda ini sebagai generasi lemah yang terlalu fokus pada kesehatan mental. Ada juga yang bilang mereka generasi instan, yang menginginkan segalanya serba cepat. Bahkan melabeli dengan sebutan generasi stroberi, yang dianggap enak dilihat, kreatif, tetapi rapuh alias mudah hancur.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan