Nasywa Adivia Wardana, Menghapus Asap Menjadi Asa
Menjadi korban bencana lingkungan di Sumatera menggerakkan Nasywa berani berbicara tentang keadilan iklim di konferensi perubahan iklim terbesar di COP28, Dubai.
Sejak kanak-kanak, Nasywa merasakan nelangsa akibat asap kebakaran perkebunan sawit di Pulau Sumatera. Di usianya yang sudah 16 tahun, ia memutar memori tersebut di hadapan aktivis perempuan dari berbagai belahan dunia di Konferensi Perubahan Iklim COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab. Namun, kisah itu telah ia timpa dengan asa perbaikan lingkungan sebagai aktivis muda di Kabupaten Tebo, Jambi.
Duduk di lingkaran tengah beberapa pembicara perempuan dewasa dari Senegal, Malawi, Pakistan, dan Brasil, dengan percaya diri, Nasywa membacakan kisahnya dalam bahasa Indonesia. Ia menceritakan perjalanannya hingga menjadi aktivis muda di Pulau Sumatera yang memiliki segudang masalah lingkungan dan sosial.