logo Kompas.id
MudaJangan Terlena ”Paylater”
Iklan

Jangan Terlena ”Paylater”

Layanan ”paylater” ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi ia memudahkan transaksi karena kita bisa mencicil. Di sisi lain, ”paylater” bisa jadi jerat utang jika penggunanya sembrono.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
Papan promo layanan bayar kemudian (<i>paylater</i>) oleh dompet digital sebagai alat pembayaran mewarnai gerai-gerai penjualan makanan dan minuman.
ERIKA KURNIA

Papan promo layanan bayar kemudian (paylater) oleh dompet digital sebagai alat pembayaran mewarnai gerai-gerai penjualan makanan dan minuman.

Layanan paylater semakin diminati oleh masyarakat. Konsep buy now pay later (beli sekarang bayar nanti) memungkinkan konsumen membeli barang walau ia belum bisa membayarnya secara penuh. Dengan syarat yang relatif mudah, pengajuan paylater dapat dilakukan oleh siapa pun, termasuk pembeli yang belum memiliki penghasilan, seperti mahasiswa.

Karina (21), mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta, mengaku mulai menggunakan paylater sejak 2018. Saat itu, dia masih duduk di bangku SMA dan belum memiliki penghasilan sendiri.

Editor:
DWI AS SETIANINGSIH
Bagikan