logo Kompas.id
โ€บ
Mudaโ€บSiasat Seni Indie Kala Pandemi
Iklan

Siasat Seni Indie Kala Pandemi

Bukan kisah aneh lagi kalau pada masa pandemi ini banyak musisi terpaksa menjual alat musiknya untuk sekadar menyambung hidup. Penulis pun bernasib sama. Apa yang mereka lakukan agar tetap bisa berkarya?

Oleh
Eko Wustuk, penulis buku indie
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LYl916UIJIyhLXmkf0Nh1bkU924=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fantarafoto-konser-musik-drive-in-di-semarang-290720-ast-10_1596038723.jpg
ANTARA FOTO/AJI STYAWAN

Grup band SoulGroove menghibur penonton yang berada di dalam mobil saat konser musik bertajuk Mahkota Charity Concert Drive-In di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/7/2020). Konser musik berkonsep โ€drive-inโ€ yang diinisiasi Polrestabes Semarang bersama Pemkot Semarang ini mewajibkan penonton menyaksikan konser musik dari dalam mobil sebagai protokol kesehatan. Konser ini digelar dalam rangka membangkitkan ekonomi kreatif, khususnya industri hiburan, di tengah pandemi Covid-19.

Hampir 8 bulan sejak pertama kali diakui kehadirannya di Indonesia oleh Presiden Jokowi (Kompas.id, 2 Maret 2020), pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sebaliknya, penularan, kematian, dan kerusakan ekonomi kian menjadi. Seniman, yang bahkan pada masa normal pun sering mengalami kesulitan ekonomi, semakin terjepit. Selain mengasah rasa agar bisa terus berkarya, mereka kini dituntut juga untuk terutama mengasah akalnya. Mencari jalan keluar.

Bukan kisah aneh lagi kalau pada masa pandemi ini banyak musisi terpaksa menjual alat musiknya untuk sekadar menyambung hidup. Sumber pendapatan mereka menguap. Konser tidak boleh dan memang dilarang digelar. Kafe dan pusat hiburan malam tutup. Sebagian bahkan mulai gulung tikar setelah berbulan-bulan tidak beroperasi.

Editor:
budisuwarna
Bagikan