logo Kompas.id
β€Ί
Mudaβ€ΊBerjuang Mempertahankan Media ...
Iklan

Berjuang Mempertahankan Media Bacaan untuk Anak

Majalah atau bacaan khusus untuk anak kian satu per satu menghilang. Bagaimana dengan majalah anak yang masih bertahan?

Oleh
Ester Lince Napitupulu
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3H7_6NiAgEwlmUq_XNPRl1j39nQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F2cd5b94a-8a1a-4d21-9e33-9633d02df917_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Siswa SD Muhammadiyah 11, Jakarta Timur mengerjakan tugas sekolah dari buku bacaan koleksi Perpustakaan Nasional di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Kunjungan ke perpustakaan merupakan upaya edukasi untuk menumbuhkan minat baca bagi anak-anak di tengah ancaman kecanduan pada  gawai. Kompas/Priyombodo (PRI)18-02-2020

Disrupsi digital membuat banyak media cetak tumbang, tidak terkecuali majalah untuk anak-anak. Beberapa pengelola masih berusaha sekuat tenaga mempertahankannya demi mengisi waktu luang anak dengan bacaan yang jauh lebih bergizi dibandingkan kebanyakan konten media sosial.

Majalah anak telah mengisi kehidupan anak-anak Indonesia dari generasi ke generasi. Ada beberapa majalah anak yang legendaris seperti Si Kuntjung yang terbit era 1950-an hingga 1970-an. Pada generasi berikutnya muncul Bobo yang terbit sejak 1973 hingga sekarang.

Editor:
budisuwarna
Bagikan