Anak dalam ”Dekapan” Dunia Virtual
Selama pandemi, ruang publik anak tempat mereka mengekspresikan diri tersedot ke dunia virtual. Padahal, di dunia maya selalu ada ruang-ruang gelap dan aneka kepentingan yang bermain di dalamnya.
Di manakah ”ruang publik” bagi anak-anak untuk mengekspresikan dunia mereka yang penuh nuansa saat ini? Seiring pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, ”ruang publik” anak-anak nyaris tersedot habis ke dalam rimba raya virtual.
Sejak menjalani kegiatan belajar dari rumah (learn from home) 4-5 bulan terakhir, Fahrezi, siswa kelas VII sebuah SMP di Tangerang Selatan, harus memaknai ulang apa yang disebut waktu belajar dan waktu bermain. Dalam kondisi normal, ia biasa pergi ke sekolah pukul 06.30 dan langsung bermain basket dengan teman-temannya. Setelah itu, ia mengikuti pelajaran di ruang kelas.