Perlindungan Anak
Waspada, Predator Anak Beraksi dalam Berbagai Rupa
Predator anak kian mengancam. Mereka bermunculan di berbagai tempat. Masyarakat dituntut peka untuk melindungi anak.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F23%2F9b54615d-b35b-4831-8c33-0376a6c90581_jpg.jpg)
Para pengunjung pameran seni ”Speak Up” memberi cap tangan di lukisan karya perupa Prajna Dewantara pada Sabtu (22/7/2023) di Jakarta. Cap itu merupakan simbol perjanjian publik untuk bekerja sama menghentikan kekerasan seksual.
Dalam satu bulan terakhir, kasus kekerasan seksual pada anak seakan tidak pernah berhenti diungkap. Di tiga daerah, yaitu Jakarta, Tangerang Selatan, dan Tangerang, para predator anak terus bermunculan dengan beragam rupa. Mulai dari tukang ojek, pemulung, residivis, pemilik yayasan panti asuhan, hingga pengajar ilmu agama.
Kasus terbaru adalah kekerasan seksual pada anak di Koja, Jakarta Utara, yang dilakukan oleh tukang angkut sampah keliling berinisial FM (34). Ia mencabuli seorang siswi SMP berusia 15 tahun.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 12 dengan judul "Predator Banyak Rupa, Warga Diajak Lebih Peka".
Baca Epaper Kompas