logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊKementerian Kesehatan Didesak ...
Iklan

Kementerian Kesehatan Didesak Buka Data Korban Gangguan Ginjal Akut

Sebagian pihak meyakini korban obat sirop beracun lebih banyak. Kementerian Kesehatan didesak membuka seluas-luasnya data jumlah anak korban cemaran senyawa etilen glikol dan dietilon glikol dalam obat sirop akhir 2022.

Oleh
STEFANUS ATO
Β· 1 menit baca
Eva Nurmala (35) merawat anaknya, Nasifa, yang mengalami kelumpuhan di rumah mereka di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (17/6/2023).
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Eva Nurmala (35) merawat anaknya, Nasifa, yang mengalami kelumpuhan di rumah mereka di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (17/6/2023).

JAKARTA, KOMPAS β€” Keluarga anak-anak korban gangguan ginjal akut progresif atipikal atau GGAPA meminta perbaikan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia agar tak ada lagi nyawa anak-anak negeri ini yang hilang sia-sia. Kementerian Kesehatan didesak segera merealisasikan pemberian uang santunan dan membuka seluas-luasnya data jumlah anak korban cemaran senyawa etilen glikol dan dietilon glikol dalam obat sirop pada akhir 2022.

Sulistia Dian Pertami (34), warga Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, menangis tersedu-sedu saat menceritakan kembali kasus gagal ginjal akut yang meregut nyawa putrinya, Gita Sastya Maharani, pada 1 Februari 2023. Anak keduanya yang saat itu berusia 13 bulan mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat, sebelum mengikuti proses cuci darah.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan