logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊGaya Hidup dan Kombinasi...
Iklan

Gaya Hidup dan Kombinasi Teknologi Diperlukan untuk Mengurai Gunungan Sampah Jakarta

Tantangan yang dihadapi Jakarta tidak hanya mengelola gunungan sampah di TPST Bantargebang. Sampah diatasi dengan gaya hidup bebas sampah, pemilahan sampah, dan kombinasi teknologi minim residu.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
Pekerja menyortir sampah baru yang akan diproses menjadi <i>refuse derived fuel </i>(RDF) di kawasan Fasilitas Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel Plant TPST Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023).
FAKHRI FADLURROHMAN

Pekerja menyortir sampah baru yang akan diproses menjadi refuse derived fuel (RDF) di kawasan Fasilitas Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel Plant TPST Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023).

JAKARTA, KOMPAS - Sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di Jakarta tak akan selesai hanya dengan penanganan di akhir. Sedari awal, gaya hidup bebas sampah terus digalakkan. Pada pengelolaan akhir sampah, dimanfaatkan teknologi tepat guna atau paling minim residu.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat kenaikan jumlah sampah harian berdasarkan data timbangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Rata-rata jumlah sampah masuk sebanyak 7.228 ton per hari pada tahun 2021 atau meningkat 27 persen dari rata-rata sampah masuk tahun 2015 sebesar 5.655 ton per hari.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan