logo Kompas.id
โ€บ
Metropolitanโ€บMinim Kesempatan di Desa,...
Iklan

Minim Kesempatan di Desa, Kerja Informal di Jakarta Jadi Incaran

Minimnya kesempatan di desa dan tingkat pendidikan yang rendah membuat pemuda usia produktif menjadikan Jakarta sebagai tempat mencari pekerjaan. Diperlukan terobosan agar ada keseimbangan antara desa dan kota.

Oleh
Raynard Kristian Bonanio Pardede
ยท 1 menit baca
Yanto (54), pengumpul barang bekas asal Cilegon, Banten, saat melintasi di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Pusat, Jumat (7/5/2020). Selama pandemi Covid-19, penghasilan Yanto turun drastis sehingga ia tak bisa mengirim uang ke kampung halaman.
AGUIDO ADRI

Yanto (54), pengumpul barang bekas asal Cilegon, Banten, saat melintasi di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Pusat, Jumat (7/5/2020). Selama pandemi Covid-19, penghasilan Yanto turun drastis sehingga ia tak bisa mengirim uang ke kampung halaman.

JAKARTA, KOMPAS โ€”Pemerintah DKI Jakarta menyebut setidaknya akan ada 40.000 pendatang baru yang masuk ke Ibu Kota setelah periode Idul Fitri 2023. Pekerjaan informal di perkotaan dianggap masih menjanjikan bagi warga yang meninggalkan kampung halamannya karena tidak terserap lapangan kerja di sana. Diperlukan terobosan untuk menghindari laju urbanisasi yang sangat cepat.

Di Jakarta, salah satu tempat tujuan para pendatang adalah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Pemuda asal Compreng, Subang, Jawa Barat, Ghasim Maulana (19), adalah salah satunya. Ia tiba di Jakarta pada Senin (23/4/2023) untuk bekerja sebagai pemulung di sekitar kawasan pasar.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan