logo Kompas.id
MetropolitanLagi, Kebakaran Hanguskan 15...
Iklan

Lagi, Kebakaran Hanguskan 15 Rumah di Setiabudi, Jakarta Selatan

Api kembali menghanguskan 15 rumah di Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Minggu (12/3/2023). Warga kini mengungsi di tenda. Terhitung sejak Januari hingga hari ini, setidaknya ada 294 kebakaran di DKI.

Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
· 4 menit baca
Petugas memadamkan api yang melalap bangunan di Jalan Edi IX, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2023).
ARSIP PENANGGULANGAN KEBAKARAN & PENYELAMATAN JAKSEL

Petugas memadamkan api yang melalap bangunan di Jalan Edi IX, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (12/3/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Api melalap sedikitnya 15 rumah di Jalan Edy Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Minggu (12/3/2023). Peristiwa ini menambah panjang daftar kebakaran di Jakarta.

Berdasarkan data Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, petugas mengerahkan 22 unit dan 105 personel guna memadamkan api. Luas area yang terbakar sekitar 400 meter persegi. Pihaknya menduga kebakaran dipicu hubungan pendek arus listrik (korsleting).

Lihat juga: Kebakaran di Basemen Apartemen Taman Sari Jakarta Selatan

Data Kelurahan Guntur, Setiabudi, mencatat setidaknya ada 15 keluarga dengan 90 jiwa terdampak. Sebanyak 15 rumah terpengaruh kebakaran ini yang berada di RW 006, RT 005-006. Tak ada korban jiwa, tetapi empat orang menderita luka bakar ringan.

Salah satu korban kebakaran, Sri Kustiwati (45), mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 05.30. Saat itu, banyak orang masih beristirahat dan bersantai lantaran hari libur. Namun, tak lama, api muncul dari salah satu rumah penduduk. Si jago merah merambat cepat ke rumah-rumah penduduk berupa bangunan semi-permanen.

”Kemarin bingung sendiri mau ngapain. Mau masuk lagi (menyelamatkan barang) sudah enggak berani,” ujar Sri di tenda pengungsian, tak jauh dari tempat tinggalnya yang terbakar di Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).

Painem (58) dan Sri Kustiwati (45) merupakan korban kebakaran yang mengungsi di Jalan Edi IX, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA

Painem (58) dan Sri Kustiwati (45) merupakan korban kebakaran yang mengungsi di Jalan Edi IX, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).

Ia mengakui bahwa rumahnya memang semipermanen yang didominasi tripleks kayu. Bersama suami dan anak-anaknya, ia menyelamatkan diri. Namun, naas, barang yang tersisa hanya pakaian yang dikenakannya. Ibu rumah tangga ini kehilangan banyak barang, antara lain mesin jahit dan uang arisan Rp 4 juta yang baru saja didapatnya.

”Padahal, uang itu akan saya gunakan untuk bayar sekolah anak,” katanya.

Baca juga: Warga Mengais Sisa-sisa Kebakaran di Tanah Abang

Painem (58), korban lain, menambahkan, saat kejadian para warga berteriak mengingatkan terjadinya kebakaran. Hal ini membuatnya terkejut dan panik seperti tetangganya. Mereka pun tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga, kecuali dokumen-dokumen kependudukan, seperti akta kelahiran dan kartu keluarga.

Sehari setelah kejadian, puing-puing bangunan masih berserakan. Beberapa warga mengais barang-barang yang dianggap masih bernilai.

Sekelompok wali murid berdatangan untuk memberi dukungan moril bagi orangtua siswa yang jadi korban kebakaran. Mereka menemui korban sambil sesekali berbincang dengan perwakilan kelurahan dan pihak Palang Merah Indonesia.

Puing-puing dari rumah yang terbakar di Jalan Edi IX, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA

Puing-puing dari rumah yang terbakar di Jalan Edi IX, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).

Petugas berdatangan untuk menebang pohon. Satu truk berukuran sedang digunakan mengangkut potongan-potongan dedaunan, dahan, ranting, dan batang pohon.

Baca juga: Amuk Api di Gang Nyawa, Kakak Adik Penyandang Disabilitas Meninggal

Di sekitar tempat kejadian, sedikitnya ada dua tenda yang digunakan sebagai tempat mengungsi. Salah satunya disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBPD) DKI Jakarta. Dinas Sosial DKI Jakarta turut memfasilitasi tenda selama tiga hari terhitung sejak kejadian.

”Tetapi kalau misal warga meminta lebih dari tiga hari, kelurahan akan bersurat ke tingkat provinsi, misalnya seminggu,” ujar Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kelurahan Guntur Rahmat Mulyadi.

Hal senada diutarakan pengurus RW 006, Yuri Gunarto, yang akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan. Ia berharap agar para korban dapat dibekali dengan uang tunai guna mencari kontrakan baru.

Menambah daftar panjang

Kebakaran pada permukiman padat penduduk, khususnya rumah-rumah semi-permanen, menambah panjang daftar kebakaran di DKI Jakarta. Hal ini mempercepat rembetan api sebab sebagian rumah berbahan tripleks kayu.

Seorang warga terdampak kebakaran mengambil barang bekas sisa kebakaran di Jalan Tanah Abang 5, Petojo Selatan, Jakarta Pusat, untuk dijual kembali, Senin (27/2/2023). Sebanyak 87 rumah tinggal dan 250 bangunan semipermanen hangus terbakar. Kebakaran terjadi pada Minggu (26/1/2023) sore. Belum diketahui penyebab terjadinya kebakaran. Sebanyak 28 mobil pemadam dan 111 personel petugas pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api.
FAKHRI FADLURROHMAN

Seorang warga terdampak kebakaran mengambil barang bekas sisa kebakaran di Jalan Tanah Abang 5, Petojo Selatan, Jakarta Pusat, untuk dijual kembali, Senin (27/2/2023). Sebanyak 87 rumah tinggal dan 250 bangunan semipermanen hangus terbakar. Kebakaran terjadi pada Minggu (26/1/2023) sore. Belum diketahui penyebab terjadinya kebakaran. Sebanyak 28 mobil pemadam dan 111 personel petugas pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api.

Sebelumnya, terjadi pula kebakaran di Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, pada akhir Februari. Api makin berkobar kala rumah-rumah berbahan kayu.

Baca juga: Kebakaran di Wilayah Padat Penduduk, 340 Warga Petojo Selatan Mengungsi

Staf Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, Windiasti Sulistyo, mengatakan, kebakaran di rumah padat penduduk kerap terjadi karena kurangnya pemahaman warga. Banyak dari mereka yang memasang aliran listrik tak sesuai standar sehingga berisiko terjadinya korsleting.

Belum lagi jarak antar-rumah, termasuk permukiman semipermanen, yang berdekatan. Alhasil, ketika kebakaran terjadi, api cepat menyambar ke bangunan lain.

Petugas tak jemu untuk selalu memberi sosialisasi pada masyarakat melalui berbagai cara, salah satunya berkeliling ke rumah warga. Tiap ada kesempatan penyuluhan di berbagai tempat, mereka juga berupaya memberikan pemahaman serta imbauan agar tak terjadi kebakaran.

Windiasti mengatakan, tiap hari selalu ada laporan kebakaran meski skalanya kecil. Ada korsleting listrik sekecil apa pun, warga juga kerap melapor.

Beberapa tabung gas sisa kebakaran ditumpuk warga di Jalan Tanah Abang 5, Petojo Selatan, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2023).
FAKHRI FADLURROHMAN

Beberapa tabung gas sisa kebakaran ditumpuk warga di Jalan Tanah Abang 5, Petojo Selatan, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2023).

Berdasarkan data Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, setidaknya ada 68 kebakaran sejak 1 Januari-3 Maret 2023. Sebanyak 72 persen di antaranya diduga disebabkan aliran listrik. Luas area yang terbakar mencapai 2.508 meter persegi. Kerugian yang ditaksir mencapai Rp 2,9 miliar.

Sementara itu, dalam cakupan DKI Jakarta, terdapat 294 kebakaran pada 1 Januari-13 Maret 2023. Permasalahan listrik mendominasi dengan 65 persen kejadian. Luas area terlalap api mencapai 59.564 meter persegi. Perkiraan kerugian tembus Rp 36,8 miliar.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan