PENGENDALIAN BANJIR
Berkelok-keloknya Penanganan Banjir Jakarta
Banjir di Jakarta terjadi sejak dulu. Masalah alam ini kemudian bersalin jadi masalah sosial yang kompleks.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F02%2F26%2FBanjir-Jakarta_87609831_1582650509_jpg.jpg)
Warga menembus banjir akibat meluapnya Kali Krukut di Kelurahan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020). Banjir tidak hanya merendam sejumlah permukiman, tetapi juga memutus akses jalan di beberapa wilayah di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.
Banjir di Jakarta berasal dari hulu, hujan lokal, dan rob. Ketiganya tak lepas dari bentang alam, perkembangan masyarakat, dan dinamika di dalamnya. Penyelesaian banjir pun sama rumit dan berkeloknya dengan alur sungai yang melintasi Ibu Kota.
Dengan luas wilayah mencapai 650 kilometer persegi atau 65.000 hektar, ketinggian tanah Jakarta berada pada angka 0 sampai 10 meter di atas permukaan laut dari titik 0 Tanjung Priok, dan 5 hingga 50 meter di atas permukaan laut dari Kanal Banjir sampai batas selatan Jakarta (H Ma’mun: Mengenal Banjir Jakarta, 2012).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 27 dengan judul "Berkelok-keloknya Penanganan Banjir Jakarta".
Baca Epaper Kompas