logo Kompas.id
MetropolitanIroni Warga Buta Aksara di...
Iklan

Ironi Warga Buta Aksara di ”Kota Sastra”

Sebagai ”Kota Sastra” yang dipilih UNESCO pada 8 November 2021, angka buta huruf warga usia 15 tahun ke atas di Jakarta ternyata hampir 1 persen. Membaca dan menulis sejak dini menjadi salah satu cara mengatasi isu ini.

Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
· 1 menit baca
Seorang anak tengah asyik membaca buku cerita anak dalam acara bertajuk membaca dan menulis bersama di kawasan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (29/1/2023).
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO

Seorang anak tengah asyik membaca buku cerita anak dalam acara bertajuk membaca dan menulis bersama di kawasan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (29/1/2023).

Jakarta, metropolitan terbesar di Indonesia ini, tak sekadar menyandang fungsi utama sebagai ibu kota. UNESCO memilih kota ini sebagai ”Kota Sastra” pada 8 November lalu. Status tersebut seharusnya mencerminkan tingkat literasi tinggi warga Ibu Kota. Namun, ternyata masih ada puluhan ribu penduduk Jakarta yang buta aksara.

Sedikitnya 64.556 penduduk DKI Jakarta berusia 15 tahun ke atas tercatat mengalami buta aksara. Kegiatan literasi atau keberaksaraan pun masih menjadi pekerjaan rumah untuk mengentaskan warga dari buta aksara tersebut. Kegiatan itu antara lain dengan memperkenalkan aktivitas membaca dan menulis kepada anak sejak usia dini.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan