Tujuh Bulan Terakhir, 8 Pasien DBD di Bogor Meninggal
Tingginya angka kasus DBD karena pola hidup sehat di lingkungan masih rendah, membuang sampah sembarang, dan kurangnya kepedulian dalam upaya preventif penularan DBD.
![Pengasapan untuk mencegah penyebaran nyamuk vektor demam berdarah dilakukan di sebuah perumahan di Kelurahan Cinangka, Sawangan, Kota Depok, Minggu (17/2/2019).](https://cdn-assetd.kompas.id/ukzZpNJVylqEOpOO-mhHFzZ1RTY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F02%2F17%2Ffc2ba5d5-b463-45df-b595-a74ae14e2f4a_jpg.jpg)
Pengasapan untuk mencegah penyebaran nyamuk vektor demam berdarah dilakukan di sebuah perumahan di Kelurahan Cinangka, Sawangan, Kota Depok, Minggu (17/2/2019).
BOGOR, KOMPAS β Demam berdarah dengue atau DBD masih menjadi masalah kesehatan dan ancaman serius di Kota Bogor, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat dari Januari hingga November 2022 ada 1.428 kasus DBD, dengan 8 penderita meninggal.
βRata-rata pasien DBD anak usia 5-14 tahun. Setidaknya ada 100 orang setiap bulan terjangkit DBD. 8 orang meninggal,β ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor Erna Nuraena, Selasa (13/12/2022).