Mudahnya Membeli Senjata Tawuran via Medsos dan Lokapasar
Tak lagi membuat sendiri senjata tajamnya, kini pelajar dengan mudah mendapatkannya dengan mengakses lokapasar dan media sosial. Sosiolog melihat perubahan itu dapat meningkatkan kultur kekerasan di kalangan pelajar.
JAKARTA, KOMPAS β Proses pembuatan senjata tajam dengan cara memotong, menempa, memanaskan, dan meruncingkan pelat besi mulai ditinggalkan kalangan pelajar DKI Jakarta untuk tawuran. Di era serba digital ini, mereka beralih membeli senjata bekal tawuran melalui lokapasar atau media sosial.
Oman (32), alumnus salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jakarta Barat, mengatakan, senjata tajam secara masif digunakan pada tahun 1992. Pada saat itu senjata tajam yang digunakan hanya sebatas perkakas yang mudah diakses dari sekolah, seperti obeng, tang, pemotong kecil (cutter), dan badik (pisau kecil).