logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊPara Menteri Beda Pendapat,...
Iklan

Para Menteri Beda Pendapat, Pedagang dan Penggemar Mi Instan Tidak Peduli

Para menteri saling bantah soal isu kenaikan harga mi instan. Pemilik warung mi instan bersiasat hanya menaikkan harga jika pelanggan memesan lengkap dengan telur. Apalagi harga bahan pangan memang sudah naik sejak lama.

Oleh
AGUIDO ADRI
Β· 1 menit baca
Harga mi instan di toko ritel modern, di Meruya, Jakarta Barat, Rabu (10/8/2022), naik sekitar Rp 500 menjadi sekitar Rp 3.000 per bungkus.
KOMPAS/AGUIDO ADRI

Harga mi instan di toko ritel modern, di Meruya, Jakarta Barat, Rabu (10/8/2022), naik sekitar Rp 500 menjadi sekitar Rp 3.000 per bungkus.

Seperti mencoba meredam keramaian yang disebabkan salah satu menteri menyatakan harga mi instan akan naik sampai tiga kali lipatnya, menteri berbeda dan pengelola pabrik mi sepakat membantah isu tersebut. Di lapangan, kenaikan harga gandum dunia ternyata belum memengaruhi harga semangkok mi instan. Kenaikan semangkok mi instan lebih karena faktor kenaikan harga bahan pangan secara umum.

Di warung Indomie (warmindo) di Jalan Anggrek Cakra, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Yopi (19), mahasiswa Universitas Bina Nusantara (Binus), baru saja selesai menyantap mi kuah rasa soto ditambah telur, potongan sayur sawi, dan irisan cabai hijau. Semangkok mi itu seharga Rp 11.000.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan