logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊMemanfaatkan Keberkahan Musim ...
Iklan

Memanfaatkan Keberkahan Musim Hujan

Meskipun kepemilikan sumur resapan dan lubang biopori masih terbilang sangat rendah, trennya menunjukkan peningkatan. Selama ini, pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih hanya oleh masyarakat di daerah tandus.

Oleh
Debora Laksmi Indraswari
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/diaYI9hp88NA38dLWtoJNZQe4Ao=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2Fdc49cafe-409f-4a69-8a5f-f2960d6b2143_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Tahap akhir pembuatan sumur resapan di Jalan Soekanto, Jakarta Timur, Kamis (18/11/2021). Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta menargetkan 40.000 sumur resapan dangkal terbangun hingga akhir tahun 2021. Sumur resapan di pinggir jalan raya tersebut mempunyai kedalaman hingga 3 meter dan dapat menampung air hujan hingga 5 meter kubik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiaga menghadapi musim hujan dengan intensitas tinggi. Berbagai kerja sama dengan pemerintah pusat dan swasta terus dijalankan untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi di DKI Jakarta.

Musim hujan sering kali lebih lekat dengan ancaman bencana dibandingkan keberkahan. Khususnya bagi masyarakat perkotaan dan mereka yang tinggal di kawasan rawan bencana. Hal ini karena tingginya frekuensi bencana hidrometeorologi saat musim hujan.

Di sisi lain, musim hujan mendatangkan sumber daya melimpah, yaitu air hujan yang dapat dikelola sehingga memberikan manfaat. Apalagi, Indonesia memiliki rata-rata curah hujan yang cukup tinggi, yaitu 2.000 sampai 3.000 milimeter (mm) per tahun.

Editor:
hamzirwan
Bagikan