logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊDari Marah Jadi Terperangah di...
Iklan

Dari Marah Jadi Terperangah di Stasiun Manggarai

Penataan stasiun, termasuk Stasiun Manggarai, bertujuan untuk mengurai kepadatan di fasilitas publik ini. Stasiun "baru" itu terbukti bisa mengakomodasi kebutuhan sirkulasi naik-turun penumpang dan yang sekedar transit.

Oleh
Erika Kurnia
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GkFs9oWRk-vM2zkPEE0uxv-GHgc=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F8ec0c9ea-eb88-4f2e-9b9f-8e384d06e2d4_jpg.jpg
KOMPAS/ERIKA KURNIA

Suasana Stasiun Manggarai baru, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (29/9/2021).

Kesal dan Marah. Emosi itu familiar dirasakan pengguna kereta komuter di Jabodetabek di masa lalu ketika mendengar nama Stasiun Manggarai, yang kerap jadi biang hambatan perjalanan kereta. Akan tetapi, stasiun ini dan kualitas layanannya kini telah jauh berubah hingga membuat penggunanya terperangah kagum.

Anita Rosita (29), adalah salah satu warga yang menyimpan banyak kenangan dengan stasiun sentral di Jakarta Selatan itu. Ia pertama kali rutin menggunakan kereta komuter atau kereta rel listrik (KRL) semenjak memasuki dunia kerja pada 2014. Stasiun Manggarai selalu dilewatinya ketika berangkat dari rumahnya di daerah Depok, Jawa Barat, menuju Stasiun Gondangdia di Jakarta Pusat.

Editor:
nelitriana
Bagikan