logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊKisah Tukang Jahit, Kaki...
Iklan

Kisah Tukang Jahit, Kaki Bergoyang Duit Datang

Banyak orang mengira, penjahit keliling hanya jebolan konfeksi rumahan. Kemampuan menjahit mereka dianggap ala kadarnya. Padahal, ada yang mampu membuat penutup tas golf.

Oleh
DWI BAYU RADIUS dan SOELASTRI SOEKIRNO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ibO6DsHvK47cLFH_Zb0ZUofpQfk=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2Fc948e8d2-7848-4107-9f21-3a334c97f4a6_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Darwoto, penjahit keliling, mendatangi pelanggannya di Kampung Gandaria, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Senin (20/9/2021). Penghasilan Darwoto menurun drastis sejak pandemi. Ia kini hanya meraup rezeki sekitar Rp 100.000 per hari atau hanya separuh penghasilan sebelum pandemi.

Penjahit keliling menyebar dari desa ke kampung-kampung dan kompleks perumahan di kota besar. Mereka berbagi identitas kelokalan dan impian yang sama untuk menaklukkan kerasnya kehidupan. Selama kaki bergoyang, penghasilan untuk keluarga akan berdatangan.

Darwoto (47) dengan cekatan menyongsong tumpukan pakaian lalu menjahitnya. Ganti karet, potong jins, dan menyambung sobekan, masing-masing tuntas kurang dari 5 menit saja. Hawa masih segar saat ia menjejakkan kakinya mundur maju di pijakan mesin jahit.

Editor:
budisuwarna
Bagikan