logo Kompas.id
MetropolitanKabul dan Legenda ”Phoenix”...
Iklan

Kabul dan Legenda ”Phoenix” yang Bangkit dari Kehancuran

Kabul kini masuk “klub” kota kacau balau. Sulit dipercaya, kawasan yang ada sejak 3.500 tahun lalu itu bisa mentas dari keterpurukan. Regenerasi bisa dilakukan jika ada modal, di antaranya mau merangkul seluruh warga.

Oleh
neli triana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gUvZ23T3Jtvr7MmY1gr2fqSLtMQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F9023f175-4357-45a0-ba71-586906d55f7c_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Anak-anak pencari suaka asal Afghanistan ikut serta dalam unjuk rasa di depan Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (24/8/2021). Mereka menuntut kejelasan status penempatan pencari suaka di negara tujuan.

Mata dunia terpaku menatap Kabul. Geram, ngeri, sedih, dan rasa ingin tahu yang sama besarnya menguasai benak masyarakat. Bagaimana sekarang nasib kota yang pernah masuk jajaran papan atas area urban dengan pertumbuhan tercepat itu?

Dari kisah yang dibagikan The New York Times selama akhir Agustus hingga kini, secuil wajah Kabul terlihat. Sampai pekan kedua September ini, pemerintah lokal di kota terbesar di Afghanistan itu belum berfungsi. Namun, pertokoan dan pasar mulai dibuka. Di banyak sudut kota, pria-pria bersenjata mengawasi ekskavator membersihkan reruntuhan tembok sampai sisa mobil yang hangus terbakar dari tengah jalan.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan