logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€Ί40 Persen Wilayah Utara...
Iklan

40 Persen Wilayah Utara Jakarta Berada di Bawah Permukaan Laut

Pemprov DKI Jakarta melalui konsep NCICD berupaya menangani dan mengantisipasi kenaikan muka laut yang berpotensi membuat Jakarta tenggelam. Di hilir membangun tanggul pantai, di darat mengurangi penyedotan air tanah.

Oleh
Helena F Nababan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IlmlNSS9v2oFZ-Y20XbfL3iwelk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F7b12070c-c75a-4c06-a2a2-6aa5dc732ae8_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Anak-anak bermain di tanggul pengaman pantai di Pelabuhan Kali Adem, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (23/10/2020). Tanggul dibuat untuk mengantisipasi banjir rob yang kerap terjadi di kawasan tersebut.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sekitar 40 persen kawasan di utara Jakarta saat ini kondisinya berada di bawah muka air laut. Di kawasan ini, tingkat rata-rata subsidence atau penurunan muka tanah mencapai 7,5 cm per tahun. Tingginya ekstraksi air tanah dalam juga masih belum optimalnya layanan air bersih yang saat ini baru mencapai 64 persen, menjadi salah satu pemicu cepatnya laju penurunan tanah Jakarta. Sebagian besar kawasan Ibu Kota Indonesia pun terancam terendam air laut di masa depan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Nasruddin Djoko Surjono menyatakan, dampak perubahan iklim sudah semakin nyata dirasakan dari waktu ke waktu. DKI Jakarta sudah menyusun sejumlah strategi antisipasi dan mewujudkannya bersama pemerintah pusat, yaitu melalui National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dengan membangun tanggul pantai, serta mengatur antisipasi melalui instruksi gubernur.

Editor:
khaerudin
Bagikan