logo Kompas.id
โ€บ
Metropolitanโ€บBerani Bangkit, Atasi Kedukaan...
Iklan

Berani Bangkit, Atasi Kedukaan akibat Pandemi

Pemerintah di seluruh dunia terlalu fokus menghadapi pandemi dengan pendekatan medis serta cenderung lupa menggunakan pendekatan mental dan spiritual.

Oleh
Dwi As Setianingsih dan Wisnu Dewabrata
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9R8XjnimN9b4Yv4TAtY6yhOA1II=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F07ea09be-0f39-460a-8911-1b898d84590c_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Bunga di atas pusara dalam pemakaman dengan protokol Covid-19 di TPU Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (22/7/2021) malam. Lonjakan kasus Covid-19 yang disertai gejala berat turut memicu tingginya angka pemakaman dengan protokol Covid-19 di Indonesia.

Pandemi Covid-19 membuat banyak orang kehilangan orang-orang tercinta. Kehilangan ayah, ibu, suami, istri, kakak, adik, anak, kerabat, juga teman dan sahabat. Meski berat dan tak mudah, mari terus berjuang untuk berani bangkit kembali.

Sekar Suci (30) tak pernah menyangka, perjalanannya dari kampung halaman di Subang, Jawa Barat, ke Jakarta, Desember 2020, akan menjadi perjalanan terakhirnya bersama sang ayah, Agus Setiyono (56). Beberapa hari setelah perjalanan itu, ayahnya demam tinggi hingga harus dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Editor:
budisuwarna
Bagikan