logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊKeterbatasan Informasi Jadi...
Iklan

Keterbatasan Informasi Jadi Hambatan Orang untuk Donor Darah

Keterbatasan informasi membuat jumlah orang yang mendonorkan darah semakin minim. Padahal, kebutuhan pasokan darah untuk menyelamatkan nyawa orang lain sangat tinggi.

Oleh
Arita Nugraheni/Litbang Kompas
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-VAKtclO4kfhEV655KUqSXTphBc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F4315538c-17a1-499b-a27c-54b435a76554_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Petugas merapikan kantong-kantong darah dari donor sebelum diproses lebih lanjut di ruang pemisah darah di Kantor Palang Merah Indonesia DKI Jakarta, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (14/5/2021). Menurut petugas yang berjaga, semenjak pandemi, pasokan darah dari donor sukarela rata-rata 250-500 kantong per hari. Padahal, kebutuhan darah per hari rata-rata 1.000 kantong.

Partisipasi masyarakat untuk donor darah masih rendah. Aspek informasi dan syarat kebugaran menjadi alasan dan tantangan memenuhi kecukupan stok darah.

Gambaran partisipasi masyarakat mendonorkan darah terlihat dari hasil jajak pendapat Kompas pada Mei 2021. Sebanyak 25,2 persen responden pernah donor darah. Umumnya mereka mendonorkan darah ketika dibutuhkan kerabat (10,6 persen) atau saat ada penggalangan donor darah (10,3 persen). Sementara responden yang secara rutin mendonorkan darah sendiri baru 4,3 persen.

Editor:
hamzirwan
Bagikan