logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊSetelah Jakarta Tak Lagi...
Iklan

Setelah Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibu Kota...

Bayangan tentang nasib Jakarta muncul dari benak publik seiring pemindahan ibu kota negara ke wilayah Kalimantan Timur. Ada asa dan cemas, tapi kita bisa berkaca pada negara yang melakukan langkah serupa sebelumnya.

Oleh
ADITYA DIVERANTA/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uS5-1bJCtL-5BMjt22aJkSUZscI=/1024x592/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F4240733e-dc53-4087-a74e-a52c9bbe5583_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Kendaraan yang didominasi milik pribadi terjebak kemacetan di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (8/3/2021). Pemerintah telah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro selama dua minggu ke depan mulai dari 23 Februari sampai 8 Maret 2021. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengatur aktivitas perkantoran 50 persen dari kondisi normal.

JAKARTA, KOMPAS β€” Meski sempat tertunda sejak diumumkan pada Agustus 2019, proyek pemindahan ibu kota negara nyatanya terus berlanjut. Dalam situasi pandemi Covid-19 sekalipun, pemindahan ibu kota ke sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur dipastikan akan dimulai dengan peletakan batu pertama istana presiden pada April 2021.

Bayangan tentang nasib Jakarta juga muncul dari benak publik seiring berjalannya pemindahan ibu kota negara (IKN). Ada asa serta cemas yang menyertai dalam progres itu, terutama terkait masa depan kota dengan penduduk 10,56 juta jiwa menurut sensus Badan Pusat Statistik tahun 2020.

Editor:
khaerudin
Bagikan