logo Kompas.id
MetropolitanMudik Dilarang, PHRI Berharap ...
Iklan

Mudik Dilarang, PHRI Berharap Pemprov DKI Jakarta Dorong ”Staycation”

Pengusaha hotel di DKI Jakarta berharap larangan mudik Lebaran berdampak positif pada okupansi kamar hotel di DKI Jakarta. Warga bisa menginap di hotel sambil berbelanja menikmati liburnya.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fGHNWcEUsXOuap26ALdzQ6Ik8iY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F53351cc9-57a3-4def-8eef-5b00306c5b83_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Gedung bertingkat mangkrak yang dulunya akan menjadi hotel di Jalan Jaksa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/3/2021). Saat ini tersisa empat hostel, satu agen perjalanan, tiga kafe, dan satu tempat binatu. Pada masa jayanya hingga tahun 2000-an, setidaknya ada 16 hostel di Jalan Jaksa, termasuk di gang-gang kecil. Selain itu, ada 4 agen perjalanan, 2 binatu, 1 wartel, 2 tempat penukaran uang, dan 15 kafe.

JAKARTA, KOMPAS — Keterisian kamar hotel berbintang di DKI Jakarta selama Januari-Februari 2021 masih di bawah 50 persen. Adanya larangan masyarakat untuk mudik selama libur panjang Idul Fitri pada Mei mendatang diharapkan bisa menjadi angin segar bagi industri hotel dan restoran di Ibu Kota.

”Dalam perhitungan mudik selama ini, dampak paling besar dirasakan oleh daerah-daerah tujuan mudik karena asal pemudik mayoritas dari Jakarta dan sekitarnya. Pemerintah pusat sudah melarang masyarakat mudik. Dengan demikian, masyarakat harus memiliki tempat untuk membelanjakan uang yang mereka siapkan untuk biaya mudik,” tutur Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Gumilar Ekalaya dalam jumpa pers daring di Jakarta, Senin (5/4/2021).

Editor:
hamzirwan
Bagikan