logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊImlek, Ibadah Virtual, dan...
Iklan

Imlek, Ibadah Virtual, dan Waktunya Terhubung dengan Alam Semesta

Pandemi Covid-19 memaksa ibadah Imlek dilakukan terbatas atau secara daring. Kendati demikian, umat yang merayakan diminta tidak melupakan makna Imlek, yakni mengucap syukur.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0sBbDiKIGaRsPNzqP2IVq43XL6o=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F02%2F2fa3e444-1790-47fb-b6ea-b383a2d584dc_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana saat para pengurus Wihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat, membersihkan altar dalam rangkaian tradisi pencucian patung menyambut tahun baru Imlek 2572, Minggu (7/2/2021). Menjelang perayaan Imlek yang jatuh pada Jumat (12/2/2021), persiapan untuk keperluan peribadatan, termasuk pencucian patung, dilakukan dengan protokol kesehatan, terbatas untuk para pengurus wihara, dan tidak banyak melibatkan umat. Peribadatan Imlek 2572 pun akan diselenggarakan secara terbatas dan diatur dengan sistem giliran.

JAKARTA, KOMPAS β€” Demi mengindari potensi penularan Covid-19, ibadah Imlek tahun ini akan dilakukan secara virtual dan terbatas. Hal ini diharapkan tidak mengurangi makna Imlek, yaitu mengucap syukur.

Menurut Ketua Umum Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia (Majabumi TS) Maha Bhiksu Dutavira Sthavira, Imlek bukan sekadar pergantian tahun atau peralihan dari musim dingin ke musim semi menurut kalender China. Imlek mengajarkan umat bahwa kehidupan bertumpu pada tiga hal, yakni langit, bumi, dan manusia.

Editor:
khaerudin
Bagikan