logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊUjung Tombak Penelusuran Masih...
Iklan

Ujung Tombak Penelusuran Masih Lemah

Pelacak kontak erat bekerja keras mendata warga yang menjalin interaksi langsung dengan pasien positif. Namun, upaya ini tidak mudah dilakukan.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lvqOXXWAMhIJm_4W-MC5yUz66jg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F55a1f292-5184-44be-80b7-b1c196279d1a_jpg.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Petugas kesehatan Sumba Timur terus melakukan pelacakan dan penelusuran terhadap pasien Covid-19 yang telah melakukan kontak erat dengan orang lain, Sabtu (12/12/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Penelusur dan pengurus warga kesulitan menelusuri kontak erat kasus Covid-19 sedari awal pandemi. Tanpa dukungan serius pemerintah secara konsisten, mustahil bisa melacak hingga 30 orang untuk satu pasien positif sebagaimana permintaan Presiden Joko Widodo. Kesulitan ini membuka potensi kebocoran pasien positif yang tidak terdeteksi tim pelacak.

Rizma Septiyanti (24), petugas penelusuran kontak di Kota Semarang, Jawa Tengah, selama ini mendapatkan target 10 kontak erat per kasus positif. Jumlah itu masih sulit tercapai karena belum semua warga terbuka tentang pekerjaan dan kesehariannya. ”Selama ini hal yang selalu saya data adalah kontak erat lini pertama, terdiri atas orang yang tinggal serumah dengan kasus positif,” kata Rizma ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (7/2/2021).

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan