logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊMarak Penjualan Hotel di...
Iklan

Marak Penjualan Hotel di Tengah Jerit Keterpurukan Bisnis Penginapan dan Restoran

Pemasukan bagi hotel menurun karena tingkat hunian kamar anjlok. Bisnis meredup dan memicu pengurangan jumlah tenaga kerja. Sementara dalam sebulan, 125-150 usaha restoran juga tutup karena terdampak pandemi.

Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/lyHvWNMNv_SkIolzsH5CdCZM6GQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F20200426_ENGLISH-PSBB_A_web_1587907497.jpg
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Simbol hati dibentuk dengan cahaya lampu di kamar-kamar Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Minggu (26/4/2020).

Beberapa hari terakhir, publik ramai membicarakan penjualan hotel di Indonesia. Hotel yang dimaksud mulai dari bintang tiga atau di bawahnya hingga bintang lima dan kelas yang lebih mewah. Harga jual hotel-hotel tersebut di situs jual beli daring berkisar di bawah Rp 100 miliar sampai di atas Rp 2,5 triliun.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta menilai wajar banyak hotel yang dijual secara daring, antara lain melalui lokapasar (marketplace), dan ditawarkan ke masyarakat dengan harga miliaran hingga triliunan rupiah. Hal itu menunjukkan betapa dalamnya empasan bagi sektor perhotelan akibat wabah Covid-19 yang disertai pembatasan aktivitas masyarakat.

Editor:
nelitriana
Bagikan