logo Kompas.id
MetropolitanKota Cerdas Butuh Data...
Iklan

Kota Cerdas Butuh Data Periodik Berkesinambungan

Pada masa kini, pengelola kawasan urban didorong menggunakan mahadata serta data waktu nyata (”real time”) untuk membuat kebijakan serta sistem pengelolaan wilayah yang berkesinambungan.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yZRcuWRAyEZAV4gPnpLvvhcb61s=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F499594c7-e2d4-4f03-a6d9-646e1d8a83b4_jpg.jpg
KOMPAS/ERIKA KURNIA

Etalase Warung Nasi (Warnas) Khalim di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kamis (3/9/2020). Usaha Khalim sudah didaftarkan perusahaan bank yang memfasilitasi layanan transaksi elektronik. Sayangnya, fasilitas itu belum bisa ia maksimalkan karena dinilai kurang praktis dan instan.

Kota cerdas tidak hanya ditentukan dari kemampuan untuk mengumpulkan data pada saat itu juga, tetapi juga menyimpan dan mengolah data secara periodik untuk memetakan kemajuan serta kebutuhan pembenahan pengelolaan segala aspek kehidupan di Ibu Kota. Dalam hal ini, Jakarta telah menunjukkan langkah menuju ke sana meskipun masih banyak hal yang perlu diperbaiki.

Pokok pembicaraan itu mengemuka dalam konferensi global Smart Change yang diadakan secara virtual pada hari Rabu (16/12/2020). Kegiatan ini merupakan kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Negara Bagian Berlin, Jerman, melalui divisi kota cerdas. Pembahasan dalam konferensi ialah mencari solusi sekaligus saling belajar dari cara kota-kota seperti Jakarta, Berlin, Rotterdam (Belanda), dan Bangkok (Thailand) menggunakan mahadata serta data waktu nyata (real time) untuk membuat kebijakan serta sistem pengelolaan wilayah yang berkesinambungan.

Editor:
nelitriana
Bagikan