logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊPersepsi dan Interpretasi...
Iklan

Persepsi dan Interpretasi Lokal tentang Wabah Belum Banyak Disentuh

Segala jenis aturan pengendalian pandemi bersifat formal dari atas, yaitu pemerintah, ke masyarakat. Sering kali aturan ini menjadi salah kaprah dan tidak digubris karena masyarakat memiliki pandangan yang berlawanan.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-Z78WKYayVIsBUln1sMDj9QWI2E=/1024x660/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F06a1557f-f01c-42ea-b107-e15eb116176b_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Petugas satpol PP merazia warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan dalam operasi yustisi di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2020).

Pendekatan yang holistik untuk melakukan pendidikan masyarakat mengenai bahaya pandemi Covid-19 dan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dinilai para pakar belum maksimal terlaksana, bahkan cenderung tidak menjadi metode yang diambil oleh pemerintah. Oleh sebab itu, kesadaran dan kepatuhan masyarakat terkait aturan darurat kesehatan tetap tidak tercapai dan justru tampak kian berkurang di lapangan.

Hal ini tampak pada kejadian menghilangnya tiga warga Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, setelah mereka dinyatakan reaktif ketika usai menjalani tes cepat yang diadakan pada 24 November 2020. Padahal, mereka harus menjalani uji usap tenggorokan dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) guna memastikan keberadaan virus korona baru di dalam tubuh mereka.

Editor:
nelitriana
Bagikan