Menggapai Kota Inklusif demi Pulih dari Pandemi
Upaya menjadi kota berketahanan dihadapkan pada tantangan baru pandemi yang tak mudah ditaklukkan. Meski begitu, proses merangkul semua warga untuk beradaptasi terhadap berbagai guncangan dan tekanan wajib dilanjutkan.
Berkaitan dengan peringatan World Cities Day yang diikuti Hari Tata Ruang Nasional di tengah kondisi tahun ini yang masih dikungkung wabah, isu kota berketahanan kembali menguat. Konsep kota berketahanan atau tangguh didorong menjadi cara untuk pulih dari hantaman pandemi, sekaligus mempercepat pembangunan perkotaan dunia saat ini.
Kota berketahanan adalah gerakan yang dimotori International Council of Local Environmental Initiatives (ICLEI), sebuah jaringan global yang terdiri atas lebih dari 1.750 pemerintah lokal dan regional yang berkomitmen untuk pembangunan kota berkelanjutan. ICLEI lahir di Bonn, Jerman, 30 tahun silam, dan aktif di lebih dari 100 negara. Konsep kota tangguh baru serius digaungkan pada Kongres Kota Berketahanan di kota yang sama pada 2009.