logo Kompas.id
โ€บ
Metropolitanโ€บLiburan dan Apatisme Publik
Iklan

Liburan dan Apatisme Publik

Saat protokol yang merupakan perisai masyarakat terhadap penularan virus korona masih prematur dan belum menjadi kebiasaan, masyarakat sudah telanjur santai karena jargon pelonggaran.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/q3zrlAz60LNSCI5nKkpvhZdCD6s=/1024x536/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Ffa781714-5aa6-4eb5-aef8-9a8554226710_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Situasi Jalan Raya Puncak di Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, padat kendaraan saat libur panjang akhir bulan Oktober, Sabtu (31/10/2020). Arus lalu lintas menuju dan meninggalkan kawasan Puncak mulai padat.

Kejenuhan berdiam di rumah dan berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintah memunculkan sikap apatisme masyarakat. Libur panjang ini menjadi bukti bahwa hiburan lebih penting daripada protokol kesehatan. Apalagi, adanya pengadaan tes cepat di beberapa lokasi wisata menciptakan keamanan semu bahwa wisatawan terlindungi dari bahaya virus korona jenis baru.

โ€Informasi mengenai pandemi Covid-19 hingga kini tetap tidak sepenuhnya dipahami masyarakat sehingga kesadaran menerapkan protokol kesehatan rendah meskipun di berbagai titik ada tindakan pendisiplinan oleh aparat penegak hukum,โ€ kata Ketua Laboratorium Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta Syafrudin ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (31/10/2020).

Editor:
nelitriana
Bagikan