logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊMasa Transisi Bukan Berarti...
Iklan

Masa Transisi Bukan Berarti Mengendurkan Protokol Kesehatan

Potensi penularan Covid-19 tetap ada meskipun Ibu Kota kembali ke pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Protokol kesehatan tak boleh kendur terutama selama beraktivitas di luar rumah.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/r4KWLnSM6dDhHryh4X8RrjQHtI0=/1024x622/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F6526780d-a020-46f0-97cd-37c0e0dda28a_jpg.jpg
Kompas/Raditya Helabumi

Sejumlah karyawan dan pegawai kantor tiba di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (12/10/2020). Setelah satu bulan melakukan pengetatan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Pemprov DKI Jakarta melakukan pelonggaran dengan memberlakukan PSBB transisi selama dua pekan pada 12-25 Oktober 2020.

JAKARTA, KOMPAS β€” Status Ibu Kota yang kembali ke pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi tidak berarti mengendurkan protokol kesehatan. Potensi penularan Covid-19 tetap ada sehingga semua pihak harus tetap waspada. Tanpa langkah itu, peluang terjadinya lonjakan kasus baru bisa terjadi lagi.

Provinsi DKI Jakarta kembali ke PSBB transisi setelah pengetatan selama satu bulan untuk menekan lonjakan kasus Covid-19. Keputusan ini berdasarkan laporan kasus harian, kasus kematian harian, tren kasus aktif, dan tingkat keterisian rumah sakit yang cenderung turun tujuh hari terakhir.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan