logo Kompas.id
โ€บ
Metropolitanโ€บPengerukan Waduk Perlu, tetapi...
Iklan

Pengerukan Waduk Perlu, tetapi Belum Cukup Atasi Banjir Jakarta

Permasalahan Jakart adalah gorong-gorong dan saluran airnya dibangun sejak masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada masa itu masih banyak rawa dan lahan kosong untuk menampung air hujan.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dE2PDwrZGGD6d9LX36ZFUbfOM9Y=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F20200921_105530_1600691272.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Ekskavator mengeruk lumpur di Waduk Riario, Jakarta Timur, Senin (21/9/2020), dalam program Grebek Lumpur guna memastikan sedimentasi di berbagai penampungan dan saluran air dibersihkan sebelum musim hujan tiba.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Ibu Kota berupaya agar siap menghadapi musim hujan pada paruh kedua tahun ini dengan mengeruk sedimentasi di badan air atau waduk-waduk, serta membersihkan saluran-saluran air. Langkah itu baik, tetapi kurang berjangka panjang.

Pemeliharaan saluran air dan tempat penampungan air yang terkoneksi dengan peta pembuangan air Ibu Kota lebih penting daripada sekadar membangun mekanisme resapan. Kian berkurangnya lahan resapan akibat alih fungsi untuk pembangunan gedung dan infrastruktur lainnya mendesak untuk  dibuatkan tali-tali air yang berhubungan.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan