logo Kompas.id
MetropolitanMerasakan Dampak Korona dari...
Iklan

Merasakan Dampak Korona dari Horor ”Kematian Hitam” di Eropa

Perlu 200 tahun bagi kota-kota di Eropa untuk pulih setelah ”Black Death” yang menelan korban jiwa sepertiga penduduk benua itu. Lambatnya respons pemerintah dibarengi kendala teknologi dan informasi memperburuk kondisi.

Oleh
Neli Triana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VqbCrKxx47JBvhOESjIX4ou-Pfg=/1024x1302/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FWhatsApp-Image-2020-05-12-at-21.39.51_1589378635.jpeg
H F TILLEMA DALAM BUKU IN HET KROMO GROOTE LAND. "OVER HET VRAAGSTUK VAN HET WONEN IN KROMO'S GROTTE LAND DERDE DEEL 1920-1921" HALAMAN 13

Suasana selama wabah pes menyerang Jawa tahun 1910 muncul dalam buku In Het Kromo Groote Land: Over Het Vraagstuk van Het Wonen in Kromo’s Grotte Land Derde Deel 1920-1921 halaman 13.

Kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan di kota Messina, Italia, pada Oktober 1347 menyodorkan horor pada warga setempat. Sebagian besar awak di dalam belasan kapal itu sudah tak bernyawa dalam kondisi menyedihkan. Awak kapal tersisa rata-rata diserang sakit parah. Otoritas pelabuhan kemudian memerintahkan kapal dibawa menjauh agar hal buruk apa pun di dalamnya tidak merasuki kota. Rupanya, langkah itu terlambat. Penyakit mematikan, yang belakangan diketahui sebagai pes yang mewabah itu, telanjur mendarat.

Kapal-kapal kematian itu, seperti dikisahkan dalam tayangan televisi berbayar History, menjadi awal dari lima tahun pagebluk pes yang merenggut sekitar 20 juta jiwa atau sekitar sepertiga (atau lebih) penduduk Benua Eropa kala itu. Wabah dengan cepat menyebar keluar dari Messina dan paling banyak menjangkiti kota-kota berpenduduk padat di ”Benua Biru”.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan