logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊIstilah Normal Baru Melenakan ...
Iklan

Istilah Normal Baru Melenakan Kawula Muda di Keramaian

Sebagian kawula muda menganggap Istilah normal baru adalah pelonggaran. Karena itu, mereka masih kerap berada di keramaian meski pandemi belum terkendali.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EM23NycydeRIO7DfryvtPckgVfc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F53d908f1-21f7-4f8e-befa-52128baab452_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA

Sejumlah pengunjung kafe di Jalan Haji Agus Salim, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, tidak memakai masker saat berbicara, Kamis (13/8/2020). Situasi ini dikhawatirkan memicu penularan Covid-19 melalui udara.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sebagian kawula muda menganggap situasi normal baru berarti bisa bebas untuk nongkrong. Akibatnya, mereka mengabaikan protokol kesehatan. Tak pelak, banyak di antaranya terpapar virus korona jenis baru dan berpotensi menularkan kepada keluarga di rumah.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, mengingatkan, banyak pelajar dan mahasiswa tertular Covid-19. Ada 1.302 pelajar dan mahasiswa positif Covid-19 dari hasil analisis 6.416 kasus atau 29 persen total kasus positif di Jakarta. Sisanya, 1.446 orang, belum atau tidak bekerja, 928 tenaga kesehatan, 696 karyawan swasta, dan 611 pekerja di sektor perdagangan.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan