logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊTradisi Nyorog Orang Betawi di...
Iklan

Tradisi Nyorog Orang Betawi di Masa Pandemi Covid-19

Tradisi Nyorog dengan mengunjungi keluarga atau kerabat saat Idul Fitri sudah jadi kebiasaan turun-temurun. Di masa pandemi, warga Betawi didorong mengubah cara melanjutkan tradisi tanpa menularkan penyakit.

Oleh
STEFANUS ATO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/M9vsTVYKNLqjZtkXmBh54HrYUNc=/1024x659/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F7f2e38ec-b1a2-4f89-bc7f-1851a41eead9_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Gula aren dimasak untuk pembuatan dodol betawi Mugi Jaya di kawasan Cilenggang, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (14/5/2020). Sepuluh hari menjelang hari raya Idul Fitri, produksi dodol milik Asep mengalami penurunan dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu.

Tradisi Nyorog atau membawa masakan olahan sendiri ke rumah orangtua bagi warga Betawi di Bekasi, Jawa Barat, sudah jadi kebiasan turun-temurun yang wajib dijalankan saat perayaan Idul Fitri. Merayakan hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa dinilai tak sempurna jika tanpa silaturahmi ke orangtua atau keluarga.

Liputan Lebaran Kompas 2020
Editor:
nelitriana
Bagikan