logo Kompas.id
MetropolitanMenjadi Manusia yang Tidak...
Iklan

Menjadi Manusia yang Tidak Berdaya Saat Berada di Episentrum Korona

Videografer ”Kompas” merasa tidak berdaya karena tidak bisa menolong calon pasien RS Sulianti Saroso yang terjatuh di trotoar. Protokol pencegahan Covid-19 memang mencegahnya bersentuhan dengan calon pasien.

Oleh
RIAN SEPTIANDI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/u66IRQOAYFHWE4IIS1oJa2R1i6o=/1024x571/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FScreen-Shot-2020-05-05-at-3.07.24-PM_1588686901.png
RIAN SEPTIANDI UNTUK KOMPAS

Petugas keamanan membantu pasien yang terjatuh di selasar saat berjalan menuju pintu masuk Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Lelaki paruh baya jatuh tidak berdaya tepat di depan mata saya, tidak lama setelah mobil yang mengantarkannya ke depan pintu Rumah Sakit Sulianti Saroso pergi meninggalkannya, Selasa (24/3/2020). Pejalan kaki yang berada di sekitar selasar tidak satu pun yang berani mendekat, demikian pula saya. Sejak Covid-19 menyebar di Indonesia, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso menjadi rumah sakit rujukan untuk mengatasi pandemi ini.

Tidak heran banyak pasien berdatangan dan aktivitas di rumah sakit terlihat lebih sibuk dari biasanya. Melihat lelaki itu terjatuh, ada dorongan untuk menolong, tetapi lagi-lagi atas pertimbangan keamanan, saya memilih tidak beranjak. Sesaat saya merasa menjadi manusia tidak berdaya dan merasa tak berguna. Sungguh ironi di kala seharusnya saya bisa menolong seseorang di depan mata saya, saya justru hanya diam.

Editor:
Emilius Caesar Alexey
Bagikan