logo Kompas.id
MetropolitanBangkit dari Rumah untuk yang ...
Iklan

Bangkit dari Rumah untuk yang ”Dirumahkan”

Dirumahkan dengan gaji minim atau bahkan tanpa upah sama sekali bukanlah akhir dunia. Sebagian pekerja yang mengalaminya berusaha kreatif mencari penghasilan sampingan dengan usaha dari rumah.

Oleh
Johanes Galuh Bimantara dan Aguido Adri
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gaSI_vpK8lZFQbkojwa9NJ2eQ4A=/1024x620/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F47bb7744-8338-4fcf-9073-adf153e0907f_jpg.jpg
Kompas/Riza Fathoni

Pekerja kantoran yang masih harus bekerja di tengah kebijakan pembatasan sosial dan pembatasan fisik melintas di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (7/4/2020).

Virus korona baru tidak hanya membuka pintu krisis kesehatan, tetapi juga krisis ekonomi. Tidak sedikit karyawan yang dirumahkan dengan pengurangan gaji atau bahkan tanpa gaji sama sekali. Namun, memanfaatkan kemampuan beradaptasi karunia dari Yang Kuasa, ada yang mencoba bangkit dari rumah.

Endang Umaya Sari (40) sempat terpuruk menerima kenyataan pada Maret lalu. Karyawati sebuah restoran di Jakarta Pusat ini jadi salah satu pekerja yang dirumahkan karena pemilik kesulitan keuangan dengan ditutupnya mal lokasi restoran itu gara-gara Covid-19. Ia mesti bertahan dengan penghasilan yang berkurang drastis hingga 20 April karena pengelola restoran menjanjikan tempat makan beroperasi lagi pada 21 April.

Editor:
nelitriana
Bagikan