logo Kompas.id
β€Ί
Metropolitanβ€ΊKami Lelah Banjir dan Harus...
Iklan

Kami Lelah Banjir dan Harus Mengungsi Terus

Warga meyakini, dua peristiwa banjir besar yang melanda Kampung Makasar di Cipinang Melayu karena belum selesainya proyek normalisasi Kali Sunter. Sejak 2016, normalisasi tak pernah lagi dilanjutkan.

Oleh
Aguido Adri
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NSqw-gwnLvx4mQQOCFjXKzde2o0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200227_152546_1582812509.jpg
KOMPAS/AGUIDO ADRI

Bagian samping rumah Ella (47), warga Kampung Makasar, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, ambruk karena luapan Kali Sunter. Sejumlah perabot milik Ella, seperti mesin cuci, rusak terendam dan tertimpa runtuhan bangunan, Kamis (27/2/2020).

Hujan deras pada Senin silam membuat Kali Sunter meluap dan merendam permukiman warga hampir mencapai 3 meter di Kampung Makasar, Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Setelah bertahan mengungsi tiga hari di kompleks Masjid Universitas Borobudur, 1.080 warga Cipinang Melayu kembali ke rumah masing-masing, Kamis (27/2/2020), dengan perasaan cemas dan dihantui rasa takut jika banjir kembali melanda.

Sekitar pukul 15.30, Ella (47) bersama tiga anaknya, Putra (19), Debi (17), dan Defi (14), mengemasi pakaian dan melipat karpet di selasar Masjid Universitas Borobudur. Mata Ella tampak berkaca ketika memasukkan semua barang tersebut ke dalam kantong plastik. Ia masih berat meninggalkan tempat pengungsian. Namun, tidak mungkin ia harus berlama-lama tinggal di pengungsian.

Editor:
nelitriana
Bagikan